TOPIKINI, MAKASSAR – Stunting adalah kondisi gizi buruk yang dialami bayi sejak dalam kandungan. Anak yang menderita stunting, pertumbuhan fisik dan otaknya menjadi terganggu.
Hal itu dikatakan anggota Komisi IX DPR RI Haruna, saat menjadi narasumber di acara sosialisasi pendataan keluarga sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Kamis (12/08/2021) di Hotel Banua/Wisata kecamatan Ujung Pandang kota Makassar Sulawesi Selatan.
Dalam pemaparannya yang disampaikan secara virtual, Haruna mengajak peserta sosialisasi untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
“Cara yang paling pas untuk mencegah stunting adalah memperhatikan asupan gizi ibu hamil, mencukupi nutrisinya yang otomatis akan mencukupi nutrisi untuk calon bayinya, sehingga bayi yang akan dilahirkannya tak mengalami kekurangan gizi,” ucap Haruna dihadapan 68 peserta pada sesi pertama sosialisasi.
Ditambahkan Haruna, tidak perlu biaya yang besar serta bahan kebutuhan yang mahal untuk mencukupi gizi ibu hamil, cukup dari apa yang kita punya di sekitar kita saja, seperti sayur sayuran, kacang kacangan serta ikan yang melimpah di sungai dan laut kita.
“Negara kita sejak dulu sudah dikenal dengan negara yang kaya dengan hasil alamnya, mari manfaatkan itu, ikan melimpah, sayur-sayuran tinggal ambil dikebun, buah buahan, kacang kacangan dan banyak lagi. Jadi tak perlu harus mengeluarkan uang banyak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi calon bayi kita,” beber politisi PKB itu.
Sosialisasi ini juga dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani dan Kepala Dinas BPPKB Sulawesi Selatan Muh. Ramli. Dalam sambutannya, Ritamariani juga menekankan tentang bagaimana mencegah stunting.
“Kita dapat pesan dari bapak presiden untuk menurunkan angka stunting di Indonesia dari angka 27% sekarang ini, menjadi 14% tahun depan. Jadi saya juga meminta kepada para ibu di Sulawesi Selatan ini, mari bersama kita wujudkan permintaan presiden itu, demi masa depan bangsa kita,” ucap Andi Ritamariani, Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan.
Tahun ini pemerintah mulai membenahi data keluarga Indonesia dengan melakukan pendataan keluarga tahun 2021 yang sudah selesai dikerjakan Juni lalu.
“Pendataan keluarga itu salah satu manfaatnya adalah untuk mengetahui angka stunting di tanah iar, sehingga kedepan pemerintah bisa mengalokasikan atau mengarahakn program program bantuan untuk mensejahterakan masyarakatnya sehingga stunting bisa ditekan,” lanjutnya.
Acara sosialisasi ini digelar dua sesi dan diikuti 68 peserta disetiap sesinya, untuk menghindari kerumunan orang. Selain itu, setiap peserta diwajibkan mematuhi protocol kesehatan dengan cara memakai masker dan menjaga jarak serta mencuci tangan.(rizki)