TOPIKINI, SAWAHLUNTO – Dari data yang dikeluarkan Satgas Penanggulangan Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI tertanggal 24 Juli 2021, kota Sawahlunto masuk dalam zona merah. Artinya, kota yang berpenduduk 67 ribu jiwa ini, beresiko tinggi penularan covid-19.
Pemerintah kota ini, terus berupaya keras mensosialisasikan kepada warganya agar mau divaksin. Salah satu cara yang dilakukan, yaitu mengikut sertakan vaksinasi dalam berbagai acara yang melibatkan banyak orang.
Salah satunya, sosialisasi pendataan keluarga bangga kencana bersama mitra tahun 2021, yang digelar BKKBN perwakilan Sumatera Barat, bersama anggota Komisi IX DPR RI, Sabtu pagi (23/07/2021). Sebanyak 150 orang peserta sosialisasi yang merupakan warga kelurahan Pasar Sawahlunto, kecamatan Lembah Segar, berhasil divaksin usai mengikuti acara tersebut.
Bahkan setelah disuntik vaksin covid-19, setiap peserta juga diberi paket sembako dan uang transportasi sebesar Rp 100 ribu. Namun menurut peserta, mereka mau divaksin, bukan karena hadiahnya, melainkan karena ingin bebas dari pandemi covid-19.
“Saya ikut vaksin dengan kesadaran sendiri, karena kita ingin kita sehat, keluarga kita sehat, bukan karena hadiahnya,” ucap Supriadi, peserta sosialisasi dan vaksinasi.
Hal senada juga diutarakan Anton, peserta sosialisasi yang ikut disuntik vaksin dosis pertama.
“Supaya bisa mengatasi covid ini, agar ada kekebalan tubuh ini. Bukan karena hadiahnya,” kata Anton, peserta sosialisasi yang baru pertama kali disuntik vaksin.
Penyaluran vaksin covid-19 di kota Sawahlunto masih tergolong rendah, yaitu dibawah 30 persen. Dari 51 ribu warganya yang wajib vaksin, baru 10 ribu yang sudah mendapatkan vaksin.
“Dari 67 ribu penduduk, kita harus vaksin diangka 80% itu 51 ribu, saat ini kita sudah vaksin 10 ribu, berarti tinggal 41 ribu lagi, nah ini yang harus kita vaksin,” kata Deri Asta, walikota Sawahlunto yang hadir di acara tersebut.
Menggabungkan kegiatan sosialisasi dengan vaksinasi ini, diprakarsai anggota Komisi IX DPR RI, Darul Siska, untuk mempercepat penyaluran vaksin covid-19 di Sumatera Barat.
“Malahan kawan-kawan saya di Jawa mengatakan, saya nggak mau sekarang mengumpulkan orang, trus saya bilang ke mereka, mohon ijin saya berbeda, di Sumatera Barat saya mau mengumpulkan orang supaya sekaligus bisa divaksin,” jelas Darul Siska, anggota Komisi IX DPR RI yang bermitra dengan BKKBN.
Dalam penyaluran vaksin covid-19, Sumatera Barat masih berada di nomor tiga terendah se Indonesia, yaitu 13 persen dosis pertama dan 4 persen dosis ke dua.
Sawahlunto Sukses Turunkan Angka Stunting
Meski penyaluran vaksinasi Covid-19 di Sawahlunto masih tergolong lambat, namun pemerintah kota “Arang” ini justru berhasil menurunkan angka stunting, atau kondisi anak kekurangan gizi berat.
Berdasarkan data yang dibeberkan Kepala Bidang Advokasi Pergerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Perwakilan Sumatera Barat, Budi Mulia, Sawahlunto berhasil menekan angka stunting di angka 7,6% tahun 2021. Padahal tahun sebelumnya, angkanya berada di kisaran 8%.
“Untuk sementara hasil pendataan Februari angkanya sudah turun ke 7,6%, namun nanti akan dipraktiskan berdasarkan pertimbangan pada pengukuran bulan Oktober nanti,” ucap Budi Mulia, saat menyampaikan orasinya dihadapan peserta sosialisasi.
Saat ini, angka stunting di Sumatera Barat masih tinggi, yaitu 27%. Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, agar angka tersebut bisa diturunkan menjadi dibawah 14%.(art)