TOPIKINI, AGAM – Jutaan ikan keramba jaring apung di danau Maninjau kabupaten Agam Sumatera Barat, mati mendadak. Ikan jenis Nila dan ikan Mas itu, adalah ikan ternak milik petani keramba di nagari Sungai Batang, kecamatan Tanjung Raya kabupaten Agam.
Ikan tersebut mati sejak Sabtu (24/04/2021) lalu, dan terus meluas ke beberapa lokasi lainnya. Hingga Kamis (29/04/2021), jumlah ikan yang mati diperkirakan sudah mencapai 100 ton lebih.
Petani keramba mengaku tak sempat menyelamatkan ikan mereka, karena kejadian ini tidak bias mereka prediksi sebelumnya.
Syafrudin, salah seorang petani keramba apung di tapian Muaro Pauh mengatakan, Rabu (28/04/2021) sore, ia masih memberi makan ikannya dan ikannya masih terlihat segar. Namun pada malam harinya, ikannya mendadak mati.
Padahal rencananya ia akan memanen ikannya dalam beberapa hari kedepan. Namun malang, sebelum sempat dipanen, ikannya sudah mati duluan.
Menurut warga, matinya ikan tersebut akibat oksigen yang ada di air berkurang, dan diperburuk dengan air danau yang sudah tercemar sisa sisa pakan ikan yang lama mengendap di dasar danau.
“Saya punya 6 petak, tapi sekeluarga kami punya ada 18 petak, yang mati sudah tonan ndak bias kita pastikan. Satu petak itu ada sekitar 1,5 ton. Rencananya akan panen dalam minggu ini. Penyebabnya kita nggak tau, entah racun apa yang timbul kita nggak tau. Ini sepertinya racun, kerna ikannya keluar minyak, oksigennya berkurang,” kata Syafrudin, petani keramba apung.
Diperkirakan sudah lebih seratus petak keramba jaring apung yang mengalami kematian ikan. Dalam satu petak kerugian yang diderita petani mencapai Rp 20 juta.
Peristiwa matinya ikan danau Maninjau ini sudah sering terjadi. Kejadian terparah terjadi pada tahun 2016 lalu. Saat itu cuaca buruk seperti angina kencang dan hujan lebat melanda daerah ini.
Akibatnya, air danau bergelombang yang mengakibatkan sisa pakan ikan yang mengendap di dasar danau, naik ke permukaan air. Selain itu, air Danau Vulkanik ini juga mengandung belerang.(art)