TOPIKINI – Covid-19 memukul pariwisata Sumbar, dampaknya sangat dirasakan oleh pelaku wisata. Bahkan sejumlah hotel terpaksa ditutup sementara karena tidak mampu lagi membiayai biaya operasional. Dampak luar biasa juga dirasakan oleh ribuan pekerja yang menggantungkan hidup dari transaksi wisata ini.
“Hotel jelas sangat terpukul, dari 110 hotel anggota PHRI di Sumbar, sampai hari ini sudah 26 hotel yang memilih untuk tutup,” sebut Ketua PHRI Sumbar, Alan Maulana Yusran, melalui wawancara online dengan IJTI Sumbar.
“Sedangkan dampak yang lebih nyata adalah sekitar 2500 karyawan hotel terpaksa dirumahkan dan sebagian besar tanpa dibayar,” sambungnya.
PHRI meminta pemerintah untuk memberikan stimulus yang nyata terhadap hotel dan restoran. Sehingga beban biaya selama masa tanggap darurat ini bisa diminimalisir
“Pemerintah seharusnya memberikan stimulus dalam bentuk keringan pembayaran Pajal Bumi dan Bangunan, maupun pembayaran listrik, ini sangat membantu hotel, tapi kalau yang dipotong adalah pajak hotel dan restoran, sama saja tidak ada arti, karena biasanya pajak tersebut dibebankan ke tamu,” kata Alan.
Selain hotel dan restoran, pramuwisata juga mengalami dampak yang besar. Bahkan hampir seluruh pemandu wisata tidak lagi beraktivitas.
“Ratusan anggota HPI kini sangat stressfull, mereka terpaksa berada di rumah, karena tidak ada lagi job dari agen travel,” sebut ketua HPI Sumbar, Buddy.
Praktisi pariwisata ini mengaku akan mengalami masa resesi panjang, karena sulit memprediksi kapan wabah ini berakhir.(relis)