TOPIKINI – Demi mendapatkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan makan, warga korban banjir bandang kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, kabupaten Solok Selata, yang terisolasi terpaksa berjalan kaki sejauh 3 kilometer lebih, menjemput bantuan tersebut.
Hingga Kamis (28/11/2019), sarana transportasi menuju lokasi terparah di empat kampung lokasi banjir bandang belum bisa dilalui kendaraan apapun. Jalan yang putus, serta ditimbun material longsor seperti batu, lumpur dan kayu gelondongan masih menjadi kendala.
Tumpukan material seperti batu gunung dan tanah lumpur yang mulai mengering, menimbun jalan di perkampungan nagari Pakan Raba’a Timur tersebut.
Warga yang butuh bahan makanan dari bantuan yang datang di posko bencana, harus berjalan kaki menuju lokasi yang terisolasi, seperti jorong Manggi, dan kampung Sungai Mampiang yang dihuni sekitar 120 jiwa.
Mereka harus melewati batu batu besar serta menapaki kayu gelondongan yang berserakan di sepanjang kampung mereka. Jalan ini hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki sambil menggotong bantuan sejauh dua hingga tiga kilometer.
“Ini untuk warga yang di jorong Manggi, bahan makanan dan air minum dari posko bantuan, kami harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer membawanya. Ini jumlahnya masih kurang, tapi ya dicukupkan saja dulu,” kata Zulkarnaini, wali jorong Sapan Salak.
Kondisi ini memang sangat memprihatinkan bagi keselamatan warga korban banjir bandang. Sebab jika dalam beberapa hari ke depan akses ke kampung mereka belum juga terbuka, maka warga korban banjir bandang akan semakin menderita.(art)