TOPIKINI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sabtu (14/09/2019) menggelar sosialisasi pembangunan keluarga bersama mitra kerja provinsi Sulawesi Tengah tahun 2019 di SMAN 2 kabupaten Poso.
Acara ini di Hadiri oleh mitra kerja Komisi IX DPR RI Ibu Verna Gladies Merry Inkiriwang, yang diwakili oleh staf ahlinya bapak Adrianus Tobanta. Selain itu juga hadir kabid ADPIB BKKBN Sulawesi Tengah Muhammad Rosni.
Dalam sambutannya, Rosni mengajak para pelajar SMAN 2 Poso, agar dapat membangun karakter dan pribadi yang kuat, sehingga diharapkan bisa menjadi tumpuan masa depan bangsa dan kelak menjadi pemimpin masa depan.
“Saya mengajak adik-adik, mari kita bangun karakter dan pribadi yang kuat, pantang menyerah serta rajin belajar agar nanti bisa menjadi generasi yang diharapkan bangsa dan bisa memimpin bangsa ini kedepan,” ucap Muhammad Rosni dihadapan seratus lebih pelajar SMAN 2 Poso.
Selain itu, Rosni juga mengingatkan agar generasi muda tidak terjerumus kepada perbuatan seks bebas ataupun menikah diusia muda, karena dapat mengacaukan semua mimpi dan cita-cita yang sudah dibangun sejak kecil.
“Seks bebas ataupun kawin muda, jangan, karena dapat merusak cita-cita yang sudah adek-adik rancang dari kecil, fokuslah belajar meraih prestasi setinggi mungkin,” lengkapnya.
Senada dengan Rosni, Adrianus Tobanta juga berpesan kepada pelajar SMAN 2 Poso yang saat ini sedang menginjak usia remaja dan sedang mencari jati diri, agar tidak mudah terpengaruh dengan pergaulan yang menyimpang ataupun yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan norma hukum.
“Adek-adek yang sedang atau yang baru mengenal cinta, sebaiknya tetap menjaga sikap, perilaku dan jangan sampai melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat, seperti norma agama dan norma hukum. Tetaplah pada koridor yang benar, jauhkan seks bebas ataupun pernikahan dini supaya adek-adek bisa menggapai cita-cita dengan gemilang,” papar Adrianus Tobanta panjang lebar.
BKKBN saat ini memang gencar melakukan sosialisasi kepada generasi muda seperti pelajar SMA, karena dinilai pelajar SMA ini sangat rentan terpengaruh dengan budaya-budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita. Tidak hanya di Poso, sosialisasi serupa juga digelar di seluruh wilayah Indonesia.(kawek)