TOPIKINI – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Sumbar secara bulat kembali mencalonkan Megawati Soekarno Putri untuk menjadi Calon Ketua Umum (Caketum) periode 2019 – 2024. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang dilaksanakan di Padang, Rabu (26/6).
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumbar, Alex Indra Lukman menyebutkan, Rakerda yang diselenggarakan merupakan turunan dari Musyawarah Nasional (Munas) DPP PDI Perjuangan yang sebelumnya sudah dilaksanakan di Jakarta.
“Hasilnya, seluruh kader mulai dari tingkat kecamatan hingga provinsi bersepakat untuk kembali mengajukan nama Megawati Soekarno Putri menjadi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan. Keputusan itu sudah bulat,” sebut Alex yang didampingi Sutan Riska, kader muda PDI Sumbar sekaligus Bupati Dharmastaya.
Sesuai hasil munas, Kongres PDI Perjuangan akan dilaksanakan di Bali, 8 Agustus mendatang. Salah satu agendanya adalah pemilihan ketua umum. Jika menilik hasil kongres sebelumnya, jabatan ketua umum yang kini dipegang Megawati baru akan berakhir pada 2020 mendatang.
Namun, Megawati menggunakan hak progregatifnya dan meminta agar kongres dipercepat. Dipercepatnya kongres bukan karena adanya persoalan, melainkan untuk kebaikan, agar masa pengurusan PDI Perjuangan selaras dengan masa kerja kabinet Presiden Jokowi – Maaruf.
“Kongres dipercepat untuk menyesuaikan dengan pemerintah. Umur kepengurusan hasil kongres di Bali nanti akan sama dengan kabinet Presiden Jokowi – Maaruf. Tak ada alasan lain. Ini permintaan ketum, dan merupakan langkah yang sangat baik, menilik PDI Perjuangan merupakan partai pengusung pasangan Jokowi – Ma’ruf. Dengan dipercepatnya kongres, ritme kerja antara kabinet pemerintah dengan pengurus partai akan sejalan,” ungkap Alex dalam sesi jumpa pers.
Sikap kembali mendukung Megawati sebagai ketua umum yang diambil DPD PDI Sumbar sejalan dengan sikap 33 DPD lainnya di Indonesia. Semuanya secara bulat kembali meminta Megawati untuk kembali menduduki posisi orang nomor satu di partai berlambang banteng itu.
“Walau Ibu (Megawati-red) belum menjawab usulan untuk kembali duduk sebagai ketua umum, tapi seluruh kader sudah bulat untuk kembali mengusung beliau. Kebetulan, ketika munas di Diponegoro (Kantor DPP PDI Perjuangan di Jakarta), saya menjadi juru bicara seluruh DPD, dan mewakili seluruh pengurus di Indonesia untuk meminta Ibu Megawati kembali menjadi ketua umum,” papar Alex.
Dijelaskan Alex, satu suaranya seluruh kader membuktikan kalau demokrasi berjalan dengan baik di internal partai. “Permintaan Ibu Mega agar kembali menjadi ketua umum dari kader di bawah, kecamatan hingga DPP. Para kader berembuk, bermusyawarah. Setelah itu baru memutuskan. Inilah demokrasi sesungguhnya, keputusan itu dating dari musyawarah kader, bukan berdasarkan komando,” kata Alex.
Jadi calon tunggalnya Megawati sebagai ketua umum, bukan berarti menyiratkan kalau PDI tidak memiliki kader mumpuni untuk menduduki kursi ketua umum. PDI Perjuangan saat ini di era kejayaan, memiliki kader yang cakap dalam mengurus partai, bahkan duduk sebagai menteri di pemerintahan.
Namun, saat ini memang belum ada yang mampu menggantikan kepemimpinan Mega. Di masa anak Soekarno itu, PDI Perjuangan menjadi satu-satunya partai yang bisa memenangkan pemilihan legislatif dua kali berturut-turut. Sejarah itu belum mampu disamai oleh partai manapun yang ada di Indonesia.(relis)