TOPIKINI – Di kabupaten Pesisir Selatan, tepatnya di nagari Ampiang Parak kecamatan Sutera, ada sebuah kawasan konservasi penyu yang diberi nama Laskar Turtle Camp. Kawasan pantai sepanjang 2,7 kilometer tersebut, menjadi tempat penyu-penyu bertelur dan menetaskan anaknya, yang dijaga dan dikelola oleh masyarakat setempat. Pada masa libur lebaran, tempat ini menjadi objek wisata yang sangat ramai dikunjungi wisatawan.
Untuk bisa sampai ke lokasi kawasan konservasi penyu tersebut, kita harus menaiki boat untuk menyebarang. Ongkosnya hanya Rp 10.000 perorang. Hanya lebih kurang 5 menit, kita sudah sampai di seberang, lokasi konservasi penyu tersebut.
Kawasan konservasi ini berupa pantai sepanjang 2,7 kilometer dan ditumbuhi pohon pinus yang rindang. Ditempat ini, menjadi tempat yang cocok bagi penyu-penyu bertelur hingga menetaskan anak yang disebut tukik.
Kawasan ini dijaga oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas yang berada dibawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Sumatera Barat, Balai Pengelola Sumberdaya Laut dan Pesisir serta Dinas Kelautan Pesisir Selatan. Ketuanya adalah seorang pemuda Ampiang parak, Haridman.
“Kita punya lahan konservasi ini sepanjang 2,7 kilometer, dan yang bisa dikunjungi oleh wisatawan hanya 200 meter, jadi sisanya itu kita jaga supaya tidak bisa sembarangan orang masuk, tujuannya nanti kalau ada penyu yang mendarat dan bertelur agar sarangnya tidak terinjak karena bisa telurnya tidak menetas,” kata Haridman, ketua Kelompok Masyarakat Pengawas, Laskar Turtle Camp Ampiang Parak.
Menurut Haridman, setidaknya dalam satu tahun ada sekitar 40.000 ekor tukik yang dilepas. sedangkan sarang yang bisa diselamatkan yaitu sekitar 250 sarang, dan masing-masing sarang menetaskan telur sekitar 140 butir telur.
“Rata-rata penyu yang bertelur di alam itu hampir 100% menetaskan semua telurnya. Dan jenis penyu yang mendarat di kawasan konservasi ini yaitu penyu sisik, penyu lekang dan penyu hijau, dan ketiga jenis penyu ini adalah penyu langka yang dilindungi undang-undang,” tambahnya.
Pada saat masa libur lebaran 2019 ini, pengunjung yang datang ke kawasan zona inti konservasi penyu Ampiang Parak ini mencapai angka rata-rata 25.000 orang, sedangkan yang tercatat dikawasan lokasi parkir mencapai angka 50.000 orang.
“Perhari itu jumlah pengunjung yang bisa kita angkut dengan 3 armada (boat) yaitu sekitar 25.000 orang, jumlah ini nyaris sama dengan jumlah pengunjung pada musim libur lebaran tahun lalu (2018),” tutup mantan wartawan Haluan ini.
Selain bisa melihat penyu-penyu yang hidup didalam kolam, pengunjung juga bisa bermain sepeda air dan menikmati suasana pantai yang asri. Barisan pohon-pohon pinus yang menjulang, juga menjadi objek berfoto yang cantik yang membuat momen liburan anda menjadi berwarna.(art)