TOPIKINI.COM – Tradisi maarak rajo dan balimau merupakan prosesi adat jelang memasuki bulan suci ramadhan, yang digelar warga Sungai Kunyit, kecamatan Sangir Balai Janggo, kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Kegiatan ini telah berlangsung secara turun temurun yang rutin digelar pada setiap tahunnya.
Maarak Rajo Tantuah Rajo Sailan dan balimau ini berarti, arak-arakan raja ke lokasi pensucian diri jelang bulan suci ramadhan. Kegiatan ini diikuti oleh datuk atau pemangku adat yang ada didaerah itu beserta seluruh lapisan masyarakat.
Prosesi diawali penjemputan raja oleh para pemangku adat. Penjemputan ini diiringi tari-tarian dan pencak silat, kemudian ibu-ibu juga mengikuti dengan membawa dulang yang berisi limau atau semacam air racikan yang terbuat dari berbagai ramuan tradisional.
Setelah menjemput raja, kemudian kegiatan dilanjutkan dengan arak-arakan ke lokasi yang telah ditetapkan untuk menggelar prosesi balimau. Setelah tiba dilokasi, prosesi balimau pun delakukan. Balimau dengan filosopi mensucikan diri, cairan jeruk tersebut diusapkan ke kepala.
Prosesi balimau ini, diawali oleh raja, diikuti pemangku adat beserta masyarakat yang hadir pada acara tersebut. Terkahir dilanjutkan dengan saling memaafkan secara bersama-sama. Uniknya kegiatan ini digelar pada sore hari jelang shalat magrib.
Raja Rantau XII Koto, Tantuah Rajo Sailan mengatakan, kegiatan ini rutin digelar pada setiap tahunnya bersama masyarakat. Intinya kegiatan ini merupakan prosesi adat dan saling memaafkan jelang bulan suci ramadhan ini.
Kemudian untuk ramuan yang diracik limau khusus tersebut terdiri dari, akar rumput, akar ilalang, akar jeruk dan ramuan jeruk lainnya, sehingga ramuan itu memiliki aroma wangi.
Folisopinya, air perasan limau atau jeruk itu dimaksudkan untuk bisa mensucikan diri jelang bulan suci. Sejatinya jeruk merupakan buah-buahan yang identik dengan pembersihan, dan jika dibawa dalam kehidupan berarti mampu membersihkan diri.
Kegiatan ini rutin digelar setiap tahunnya, dan ini telah menjadi tradisi tersendiri dari zaman leluhur terdahulu, dan hingga saat ini teradisi ini masih bisa terjaga dan dilestarikan.(Diky)