TOPIKINI.COM – Masa-masa sekolah dulu kembali terkenang. Saling bergarah manja hingga bergurau kasar terulang. Malah, nama panggilan keren semasa itu, pun terdengar.
Meski gelar yang disandingkan terkadang tidak menerima di batin ini, namun itulah sekelumit pemandangan acara pengukuhan pengurus reuni SMPN 18 Padang tamatan tahun 1993 silam, Minggu (15/4) di Tiger Camp, Lubuk Minturun, Koto Tangah, Padang.
Menariknya, masing-masing alumni membawa istri dan anak. Sehingga, nuansa kekeluargaan benar-benar terasa. Sungguh terikat dengan buhul persaudaraan.
“Momen ini sangat berarti bagi kita. Sekian lama terpisah, kini bersua dengan kondisi berbeda. Ternyata, kita sudah berubah, buktinya sudah punya keluarga dan anak-anak,” tutur Alfitra, Ketua Alumni SMPN 18 Tamatan Tahun 1993 didampingi Wakil Ketua Alumni, M. Afriedi kepada Topikini.com di sela-sela acara.
Siang itu, alumni sengaja memilih lokasi Tiger Camp, lantaran tempat ini bisa menyatukan keluarga dengan kawan-kawan seperjuangan dan senasib dulu. Di sini ada kolam renang, tempat pertemuan, musala dan hiburan orgen tunggal. Uniknya, pemandangan alam natural bersatu-padu dengan nuansa sekolah dulu.
“Sekolah dulu ada di sini. Sehingga, pertemuan ini mengingatkan kenangan puluhan tahun silam,” sela Yati, Bendahara Alumni nan berbadan tambun.
Menurut Alfitra, yang saat ini menjabat sebagai sekretaris PDAM kota Padang, rencana untuk menyatukan alumni tamatan tahun 1993 sudah lama dicanangkan Bastial bersama rekan lainnya. Bahkan, sebelum dirinya diamanahi menjadi pengurus, organisasi alumni terlebih dulu dirintis Bastial. Akhirnya, jumlah 300 alumni yang tamat tahun itu, kini sudah bergabung sekitar 100 orang.
“Kendalanya, ada teman-teman berada di Batam, Pekanbaru, Jakarta, Bogor dan Surabaya. Insya Allah momen Idul Fitri 1439 H ini, acara kembali digelar. Dengan harapan kawan-kawan dari luar daerah bisa datang,” sela Ankisa Indra dan Japrizal alumni yang juga anggota polisi itu.
Sementara Heri Kurnia, Kepala Bidang pada Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman, mengemukakan, momen ini sangat banyak bermanfaat. Terutama sekali komunikasi dan hubungan bisa berlanjut, saling berbagi untuk membantu sesama alumni. Ia mengusulkan, ke depan alunni perlu mendirikan koperasi atau sejenis usaha lainnya.
“Ini bisa memberdayakan kawan-kawan yang lain,” timpal Jon Buncik, pemain sepakbola handal sekolah di masa itu.
Usai makan bersama ala menu bawaan dari rumah masing-masing, acara dilanjutkan dengan hiburan orgen tunggal.
Dan, Yasrizal, wartawan Harian Singgalang dipercayai memainkan keyboard. Jadilah, Maidia Hendri, Hartati, Heri Kurnia melantunkan tembang-tembang kesukaannya. Sampai duet maut berjudul ‘Cogok-mancogok’ lagu Minang kocak lama, menjadi tembang pamungkas di siang itu.
Kemudian, menyambut bulan suci 1439 H yang tinggal menghitung hari, alumni juga saling maaf-memaafkan satu sama lainnya. Pengukuhan pengurus ditandai dengan salam kompak dari pengurus lama kepada pengurus baru.(art)