TOPIKINI, MAKASSAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) kembali menggelar soisalisasi pendataan keluarga sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021. Rabu (18/08/2021) acara tersebut digelar di hotel Gammara kecamatan Mariso kota Makassar Sulawesi Selatan, dengan menghadirkan anggota Komisi IX DPR RI Aliyah Mustika Ilham.
Juga hadirKepala Bidang Adpin BKKBN Sulawesi Selatan, bapak M. Ihsan, serta Kepala Dinas BPPKB kota Makassar, bapak Muh. Ramli.
Kepada peserta yang hadir sebanyak 68 orang dalam satu sesi pelaksanaan, Aliyah menyampaikan informasi tentang program-program yang dilaksanakan oleh BKKBN, terutama menyangkut pendataan keluarga dan stunting.
Menurut Aliyah, pemerintah telah menyelesaikan satu langkah, untuk menuju perbaikan kualitas keluarga Indonesia dengan melakukan pendataan keluarga yang digelar sejak April hingga Juni tahun 2021.
“Pemerintah sudah selesai melaksanakan pendataan di selruh Indonesia, tinggal nanti pemerintah menentukan program-program apa yang akan dibuat dan disalurkan di masing-masing daerah, sesuai dengan kebutuhannya,” kata Aliyah.
Ia menegaskan, dengan berpatokan data yang sudah ada itu, setidaknya pemerintah tidak lagi salah dalam membuat langkah-langkah strategis menentukan masa depan suatu daerah.
“Misalnya satu daerah ini mengalami kekurangan dalam bidang kesehatan, maka yang harus diutamakan pemerintah adalah program program dalam bidang kesehatan. Sehingga apa yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, itu yang diberikan pemerintah,” lanjutnya.
Sementara itu, M. Ihsan juga menyampaikan materi yang tak jauh beda seperti yang disampaikan Aliyah. M. Ihsan lebih menitik beratkan kepada tingkat kesehatan masyarakat serta bahaya stunting bagi anak.
“Masyarakat yang memiliki pendidikan lebih tinggi, lebih memahami bahaya stunting, yaitu anak dengan kondisi gizi buruk. Sebab mereka lebih cepat tahu dengan kondisi-kondisi yang membutuhkan perhatian khusus, sehingga jika terjadi gejala, bisa cepat diatasi,” kata M.Ilham.
Lanjut M. Ilham, stunting terjadi akibat kurangnya perhatian ibu hamil terhadap gizi janin yang dikandungnya, serta kurangnya control saat kehamilan.
“Stunting itu terjadi akibat kekurangan gizi sejak janin dalam kandungan hingga seribu hari umur bayi. Jadi sejak kehamilan itu, kita sudah harus selalu mengontrol, agar bisa cepat mengatasi jika terdeteksi janin dalam kandungan mengalami gizi buruk,” lengkapnya.
”Poin penting dalam pencegahan stunting, yang paling dasar adalah pemahaman mengenai fungsi keluarga, dimana delapan fungsi keluarga adalah fungsi-fungsi yang menjadi prasyarat dan acuan, di antaranya Fungsi Agama, Fungsi Sosial Budaya, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi Perlindungan, Fungsi Reproduksi, Fungsi Sosialisasi Pendidikan, Fungsi Ekonomi, dan Fungsi Lingkungan. Menjalankan keseluruhan fungsi tersebut dengan baik tentu membutuhkan usaha yang tidak mudah, karena itu, setiap keluarga harus mampu mempunyai arah dan tujuan ke depan. Diharapkan dengan dilaksanakannya delapan fungsi tersebut, keluarga Indonesia dapat menjadi keluarga yang sejahtera dan berkualitas. ” tutup M. Ilham. (rizki)