TOPIKINI, PESSEL – Biji kopi yang sudah dikeringkan, dimasukkan kedalam mesin roaster, atau mesin sangrai. Dengan menggunakan bahan bakar gas dan api sedang, proses ini memerlukan waktu hingga satu jam, sampai aroma khas kopi keluar.
Mesin roaster yang terbuat dari stainlestil ini, dibuat sendiri oleh Sersan Mayor Purnawirawan Dabirudin atau yang sering disapa pak Dab, seorang pensiunan TNI Angkatan Darat di kecamatan Lunang kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.
Usai direndang, biji kopi kemudian dimasukkan ke dalam mesin grinder atau mesin penghalus. Biji kopi yang dimasukkan, digiling halus dalam mesin ini, sehingga keluar seperti tepung. Mesin grinder ini juga dibuat sendiri oleh pak Dab.
Hasil gilingannya pun sangat halus, mencapai mesh 200. Setelah selesai di grinder, bubuk kopi dikemas dengan kemasan dan merek sendiri, yaitu Kopi Khas Pasisia Pak Dab.
Pak Dab sudah lama merencanakan pabriknya ini, sejak ia masih berdinas di Kodim 0312 Padang dan Batalyon 133. Ia mempelajari sendiri bagaimana membuat mesin dari youtube, dan bertanya kepada akademisi. Setelah pensiun tahun 2020 lalu, ia langsung membangun pabrik kopi impiannya.
“Waktu saya masih dinas di Kodim Padang dan Batalyon, sudah sudah mempelajari bagaimana cara membuat mesin-mesin ini, jadi ketika saya pension, langsung saya beli peralatan yang saya butuhkan dan membuatnya. Alhamdulillah beginilah hasilnya,” tutur pak Dab kepada Topikini Sabtu (26/03/2021).
Kopi buatan pak Dab, kini sudah mulai dikenal sebagai oleh oleh khas Pesisir Selatan. Selain itu kopi robusta hasil pabriknya, sudah sampai di Jordania.
Selain mengembangkan pabrik kopinya, pak Dab juga sering diminta untuk membuat mesin mesin teknologi tepat guna.(art)