TOPIKINI, PESSEL – Di jalan lintas barat Sumatera Padang – Bengkulu, tepatnya di kilometer 234, berdiri sebuah pul bus angkutan kota antar provinsi.
Bus dengan mereka dinding Lunang Wisata ini, dikelola oleh sebuah Badan Usaha Milik Nagari (BUMNAG), gabungan dari beberapa bumnag yang ada di kecamatan Lunang kabupaten Pesisir Selatan. Badan usahanya diberinama PT Bumnag Bersama Lunang Bersatu.
Bumnag yang bergerak dibidang transportasi publik ini, kini memiliki tiga unit micro bus dengan kapasitas 16 penumpang, serta dua unit mobil puck up untuk antar jemput barang. Bumnag ini dikelola oleh karyawan sebanyak 12 orang dan dipimpin oleh Amrizal Basirun sebagai direktur.
Tahun 2017 bumnag ini mendapat modal awal berupa satu unit bus, bantuan dari Kementerian Desa. Setahun kemudian, mereka mendapatkan lagi dua unit bus serupa.
Karena dinilai baik dalam pengelolaan bus bantuan pemerintah ini, bumnag kembali mendapatkan bantuan dua unit mobil pickup untuk pengembangan usaha.
“Mungkin karena kami dinilai berhasil mengelola dengan baik, satu tahun kemudian kami dapat dua unit bus lagi, dan setelah itu kami dapat lagi 2 unit mobil pick up untuk usaha antar jemput barang. Kami tak ingin sia-sia kan bantuan ini dan bertekad untuk mengembangkan usaha transportasi ini,” ujar Amrizal Basirun, direktur PT. Bumang Bersama Lunang Bersatu.
Saat ini, bus antar kota antar provinsi lunang wisata telah memiliki izin trayek Padang- Painan – Lunang hingga Muko-Muko Bengkulu.
Dalam waktu dekat, trayek tersebut akan segera dioperasionalkan sehingga bisa membantu mengantarkan warga serta mahaiswa asal Lunang yang hendak pulang ke kampungnya dengan ongkos yang lebih murah.
Dari pembukuan pengurus bumnag, tahun 2019 mereka sudah mampu mencatatkan laba hingga seratus juta rupiah lebih.
“Satu orang supir, kami beri tanggung jawab menjaga dan merawat mobil ini, dan menjadikan mobil ini seolah milik dia, jadi ia merasa memiliki mobil ini. Alhamdulillah tahun kedua kami sudah mampu mencatatkan laba Rp 108 juta, tapi itu digunakan kembali untuk pengembangan usaha,” kata Heri Purnomo, direktur operasional bumnag.
Sejak beroperasional tahun 2017 lalu, bus milik bumnag bersama ini sudah mengantarkan banyak warga Lunang yang memiliki keperluan ke luar kota atau untuk mengantarkan sekelompok orang yang mempunyai hajatan.
Sebagai badan usaha profit, tentu ada tarif yang mesti dibayarkan bagi mereka yang menggunakan jasanya. Satu hari berkisar Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta rupiah.
“Bus ini sangat membantu kami, seperti ada kegiatan rapat kedinasan, seperti saya kepala sekolah harus ke Painan dan juga acara-acara lain, merasa sangat terbantu dengan adanya bus ini,” ucap Sukmadiar, pelanggan bus Lunang Wisata.
“Kami sering carter bus ini untuk jalan-jalan ke Payakumbuh, Bukittinggi atau juga ke Padang, nyaman diatas mobil ini, karena tak membuat kami mabuk,” ucap Indra, yang juga sering bepergian dengan bus Lunang Wisata.
Berdasarkan data yang kami kumpulkan, setidaknya ada lima unit bus serupa yang diterima oleh lima bumnag di Pesisir Selatan, pada tahun 2017 dari dana alokasi khusus Kementerian Desa. Dari lima tersebut, bus milik Bumnag Bersama Lunang Bersatu yang terkelola dengan baik.
Meski saat ini para pengurus bumnag mengaku belum menerima gaji dari usaha mereka, namun mereka mengaku ikhlas demi membesarkan usaha untuk menopang perekonomian warga di kecamatan Lunang.(art)